Pendidikan Karakter Berasal Dari 3 Pilar

Semarang, CyberNews. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.

“Dari berbagai peristiwa saat ini mulai dari Kasus Prita, Gayus Tumbuan hingga yang terakhir Makam Priok tentunya kita menjadi sadar betapa pentingnya pendidikan karakter ditanamkan sejak dini,” Tutur Mantan Menteri Pendidikan Nasional, Prof Yahya Muhaimin dalam Sarasehan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang diselenggarakan Kopertis VI di Hotel Patra Jasa, Kamis (15/4).

Peristiwa tersebut, lanjut dia, menunjukkan bahwa masyarakat ternyata mampu melakukan tindak kekerasan yang sebelumnya mungkin belum pernah terbayangkan, meskipun masyarakat memang tidak dapat dipersalahkan sepenuhnya. Hal itu karena, karena globalisasi telah membawa kita pada penyembahan materi sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pembangunan ekonomi dan tradisi kebudayaan masyarakat.

Strategi pembinaan karakter dapat didukung dengan 3 pilar yaitu orang tua, sekolah, dan lingkungan. Budaya paternalistik mampu menjadi acuan dimana orang yang lebih tua disegani oleh anak-anak. Sehingga melalui peran orang tua dan bobot wibawa guru yang kuat pendidikan karakter dapat ditanamkan.

“Setiap negara memiliki karakter kebangsaan yang khas dan harus ditanamkan kepada warganya, termasuk Indonesia yang memiliki karakter kejujuran, toleransi, dan budi pekerti luhur. Dan pendidikan karakter itu harus ditanamkan sejak dini dalam pendidikan formal, mulai tingkat TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Tidak perlu mengatur kurikulum khusus, cukup diintegrasikan dalam pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan itu, misalnya pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan (PKn), bahasa Indonesia, dan sejarah,” tambahnya.

Selain Prof Yahya Muhaimin, dalam sarasehan yang dimoderatori Wapemred Suara Merdeka Amir Machmud NS dan dibuka oleh Koordinator Kopertis VI Jateng, Prof Mustafid juga menghadirkan narasumber lainnya Prof Dr Eko Budihardjo, Ahmad Tohari, Prof Dr Abu Su’ud, Prof Dr Achmad Rofiq. Sedangkan sebagai pembahas yaitu Prof Retmono dan Martadi (Universitas Negeri Surabaya).
http://suaramerdeka.com

Tinggalkan komentar